MITIGASI TSUNAMI : PENGENALAN, TANDA DAN UPAYA PENYELAMATAN

Gambar ilustrasi Tsunami

Apa itu tsunami?

Arti tsunami secara harfiah adalah gelombang besar di pelabuhan atau dapat dimaknai perpindahan badan air yang disebabkan perubahan tiba-tiba permukaan laut secara vertikal karena gempa, longsor, letusan gunung atau bahkan hantaman meteor di dasar laut. Perbedaan faktor penyebab antara tsunami dan gelombang pasang akhirnya membuat istilah tsunami dikenal sebagai gelombang yang sangat tinggi akibat kegiatan seismik, meski tidak menutup kemungkinan juga bahwa tsunami bisa terjadi tanpa dirasakannya gempa bumi.

Tanda-tanda tsunami : 

  1. Adanya gempa dan gempa pengiring. 
  2. Kondisi air di pantai surut tiba-tiba dan biasanya akan tercium aroma garam yang menyengat.
  3. Terdengar suara gemuruh.
  4. Gelombang pasang yang sangat tinggi.
Proses Terjadinya Tsunami

Proses terjadinya tsunami

Indonesia sendiri merupakan wilayah berpotensi tsunami karena terletak antara tiga pertemuan lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Sejarah mencatat bahwa negeri ini tak jarang diterjang tsunami, Pada 1992 terjadi tsunami dengan ketinggian gelombang 26 meter di Flores yang menelan 2100 korban jiwa. Pada 1994 Giliran Banyuwangi yang diterjang tsunami dengan ketinggian 13 meter yang merenggut 240 korban. Tsunami terbesar di Indonesia bahkan dunia terjadi di Aceh pada 2004, tsunami dengan ketinggian gelombang 30 meter ini menelan 200 ribuan korban jiwa. Dan termasuk peristiwa terbaru pada 2018 tsunami di Palu yang menelan sekitar 2000  korban jiwa (termasuk gempa dan likuifaksi). Tersebut diatas merupakan sedikit contoh  dari total 75 bencana tsunami yang melanda Indonesia dalam seabad terakhir.

Masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di wilayah pesisir sangat perlu memiliki pemahaman yang baik tentang bencana tsunami dan cara menghadapinya. Hal ini perlu supaya dapat menekan jumlah korban jiwa atau mengurangi kerugian baik secara fisik, ekonomi, sosial maupun lingkungan.

Apa yang harus dilakukan dalam menghadapi tsunami?

Sebelum terjadi tsunami:

  1. Kenali tanda-tanda akan terjadinya tsunami seperti yang tersebut diatas.
  2. Nyalakan radio untuk mengetahui informasi tsunami pasca gempa.
  3. Jika anda tinggal atau sedang berada di pantai, ketahuilah jalur evakuasi (sebagian pesisir dan tempat wisata pantai sudah disiapkan tanda jalur evakuasi) menuju ke titik aman atau pilihlah gedung tinggi (minimal 3 lantai) dengan konstruksi kuat untuk berjaga-jaga saat akan terjadi tsunami.
  4. Pahami status peringatan dini. Lima menit setelah gempa, BMKG biasanya akan mengumumkan peringatan dini di beberapa wilayah jika ada potensi tsunami. Peringatan tersebut diberikan dalam tiga kategori berbeda yaitu:
  1. AWAS: Tinggi tsunami diperkirakan bisa mencapai lebih dari tiga meter. Warga diminta segera melakukan evakuasi menyeluruh ke arah tegak lurus dari pinggir pantai. Pemerintah daerah harus menyediakan informasi jelas tentang jalur dan tempat evakuasi terdekat.
  2. SIAGA: Tinggi tsunami berada dikisaran 0,5 meter hingga tiga meter. Pemerintah daerah diharapkan bisa mengerahkan warga untuk melakukan evakuasi.
  3. WASPADA: Tinggi tsunami kurang dari 0,5 meter. Walau tampak kecil, warga tetap diminta menjauhi pantai dan sungai.

Saat terjadi tsunami:

  1. Jangan panik, kepanikan hanya akan menghambat anda untuk berpikir mencari jalan keluar.
  2. Anda harus bergerak cepat sesuai jalur evakuasi tsunami, jika belum tahu segera menuju bukit atau tempat yang lebih tinggi (ketinggian genangan air akibat tsunami bisa mencapat 24 meter).
  3. Jika anda yakin bahwa tanda-tanda yang anda temui adalah tanda terjadinya tsunami, segera peringatkan semua orang, ajaklah keluarga dan orang disekitarmu ikut menyelamatkan diri.
  4. Jika anda berada di dalam kendaraan, segera keluar. Berada di dalam kendaraan akan membuat kemungkinan tenggelam lebih besar.
  5. Jika tidak menemukan dataran tinggi, cari gedung tinggi (lihat poin 3, sebelum terjadi tsunami)
  6. Jika terlalu jauh untuk mencapai tempat yang tinggi, carilah sesuatu untuk bertahan, misalnya pohon besar yang akarnya kuat. Hal ini untuk menghindari terjangan arus dan gelombang yang besar (ingat kecepatan tsunami di laut bisa mencapai 500-1000 km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat, kecepatannya mulai menurun saat mendekati pantai dan daratan).
  7. Hindari tempat yang penuh kendaraan, tiang tau benda berat lainnya karena resiko terluka akibat terhantam benda lebih tinggi, carilah tempat yang lapang.
  8. Jauhi insfrastruktur bertegangan listrik saat dan setelah terjadinya tsunami karena aliran listrik membuat area tersebut lebih berbahaya.
  9. Jika gelombang tsunami menghanyutkan anda, cari benda-benda mengapung yang bisa dijadikan rakit seperti batang pohon. Usahakan tidak meminum air laut dan tetap di permukaan air agar bisa bernafas.
  10. Jika gelombang membawa anda ke tempat yang tinggi seperti atap rumah, usahakan bertahan di tempat tersebut hingga air surut dan keadaan menjadi tenang.

Setelah terjadi tsunami:

  1. Setelah tsunami melanda, suasana selalunya diwarnai kepanikan dan kesedihan. Jangan larut dalam suasana tersebut, kuatkan hati anda untuk menghadapi kenyataan dan tetaplah tenang.
  2. Jauhi area tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang.
  3. Jika anda kembali ke rumah, jangan langsung masuk, ditakutkan ada bagian rumah yang roboh atau instalasi listrik yang terbuka yang bisa membahayakan anda. Intinya, utamakan keselamatan, bukan harta benda.
  4. Cek keluarga anda satu per satu, pastikan kondisinya.
  5. Berikan dukungan pada keluarga dan teman-teman anda meskipun anda sendiri juga menjadi korban. Hal ini penting karena banyak orang pasti mengalami tekanan fisik maupun mental.

Tentu kita semua berharap bahwa negeri ini aman dari segala macam bencana, namun itu diluar kehendak kita, yang bisa kita lakukan hanyalah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin, hanya dengan cara inilah kita dapat meminimalisir dampaknya. Semoga bermanfaat.

POST REPLY