1 januari 2020, 28 peserta Pendidikan Dasar Jausan  Perempuan (PDJP), resmi menjadi bagian dari JAUSAN (Jaringan Solidaritas Kemanusiaan). JAUSAN perempuan pertama tentu menjadi sejarah baru JAUSAN yang telah 15 tahun berdiri. Untuk mendapatkan calon pelaku sosial yang berkualitas, JAUSAN terlebih dahulu menyeleksi para calon tenaga relawan perempuan dengan tes psikologi, tes kesehatan, tes wawasan dan tes fisik.

Sistem pemebelajaran pada PDJP dibagi menjadi dua, yakni materi di dalam kelas dan materi praktik di lapangan dengan mendatangkan narasumber dan instruktur yang berkompeten. Pembelajaran dalam kelas bertujuan untuk memberikan dasar-dasar dan teori seputar kerelawanan, sementara praktek lapangan adalah uji coba pemahaman skill yang sudah diajarkan sebelumnya. Sehingga praktik di lapangan adalah semacam simulasi tentang tantangan-tantangan yang nantinya akan di hadapi ketika anggota relawan berada di tempat bencana.

Ada beberapa materi yang didapat oleh peserta PDJP, meliputi materi dapur umum, trauma healing, psikologi otak, serta materi-materi kerelawanan seperti manajemen logistik, navigasi darat,  mountaineering, MFR (medical first responder), komunikasi SAR dan survival.

Dengan dibentuknya jausan perempuan, lembaga Jaringan solidaritas kemanusiaan juga membuktikan bahwa perempuan mampu berkiprah di tengah masyarakat. Semoga 28 anggota JAUSAN perempuan pertama dapat memberikan inspirasi dan contoh yang baik sebagai aktivis sosial.