POLUSI UDARA: MASALAH KOLEKTIF AKIBAT BUDAYA KONSUMTIF

Udara yang tercemar oleh asap

Polusi udara masih menjadi masalah global sebagai salah satu bencana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Mengingat dampak negatifnya bagi kesehatan manusia. Tidak ada pilihan lain untuk mencegah peningkatan polusi udara kecuali dengan melibatkan setiap orang untuk berpartisipasi dalam menyelamatkan bumi.

Indonesia setiap tahun selalu dilanda bencana polusi udara, Salah satu faktor penyebabnya adalah ketidakseimbangan antara manusia dengan alam. Alam memberikan apapun yang dimilikinya, tetapi manusia seakan tidak pernah balas budi atas pemberian alam.

Banyaknya kerusakan lingkungan yang melanda Indonesia menjadi salah satu penyebab terjadinya perubahan keseimbangan alam dan lingkungan. Seperti pemanasan global, bagi Indonesia dapat mendorong terjadinya banjir, kemarau panjang, angin kencang, tanah longsor, dan kebakaran hutan (UNDP, 2007)

Pada dasarnya, manusia butuh bermitra dan hidup berdampingan dengan lingkungan, manusia tidak bisa lepas dari alam dimanapun dia berada. Oleh karenanya, keselarasan antara keduanya harusnya muncul, dimana antara alam dan manusia saling memberi bukan memberi dan menerima, apalagi menerima dan mengeksploitasi. Keselarasan inidapat diwujudkan apabila manusia berusaha untuk menjaga keseimbangan alam, reboisasi hutan gundul, mengolah sampah dengan baik, mempunyai sistem pengelolaan tata ruang kota dan wilayah yang mengedepankan ruang terbuka hijau adalah beberapa contoh usaha menjaga alam.

Polusi udara membawa dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Pada tingkat pecemaran tertentu, zat-zat pencemar udara dapat berakibat langsung pada kesehatan. Penyakit yang diakibatkan dari rendahnya kualitas udara umumnya adalah infeksi saluran pernafasan, kanker paru-paru, dan asma.

Kerusakan lingkungan khususnya bidang pencemaran udara di Indonesia telah memasuki fase yang sangat mengkhawatirkan. Terutama di kota besar seperti Jakarta, Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo merilis sebuah data yang menyebutkan bahwa 46% penyakit masyarakat Jakarta disebabkan dari polusi udara (dokterkuonline, 2014).

Salah satu penyebab pencemaran udara di banyak kota di Indonesia adalah tingginya tingkat penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil, terutama roda dua.

Tabel Produksi, Penjualan, dan Ekspor Sepeda Motor di Indonesia

Tahun Produksi Penjualan Ekspor
2011 8,006,293 8,012,540 30,995
2012 7,079,721 7,064,457 77,129
2013 7,736,295 7,743,879 27,135
2014 7,926,104 7,867,195 41,746

Sumber : aisi.or.id

Emisi gas buang atau sisa hasil pembakaran pada mesin sepeda motor menghasilkan zat-zat seperti karbon dioksida, karbon monoksida, dan lain sebagainya. Senyawa-senyawa tersebut akan tinggal dan menetap di udara dan menjadi pencemar dan akibatnyamasyarakat akan mengalami berbagai penyakit.

Lebih jauh, penggunaan sepeda motor dalam kegiatan sehari-hari juga memiliki andil besar dalam menyumbang emisi gas rumah kaca selain industri dan kebakaran hutan. Sisa-sisa gas dari sepeda motor seperti tersebut diatas, menumpuk dan terkonsentrasi di atmosfer, membentuk suatu gas rumah kaca yang menimbulkan efek rumah kaca.

Berbicara mengenai efek rumah kaca, tentu kita semua tahu bahwa efek rumah kaca akan sangat mengganggu kehidupan manusia. Global warming, perubahan iklim yang ekstrim, serta terganggunya ekosistem merupakan beberapa contoh dari efek rumah kaca, yang merupakan bencana besar yang semakin parah seiring dengan berjalannya waktu

Perilaku dan kebudayaan masyarakat Indonesia yang sangat gemar dengan kepemilikan kendaraan bermotor, bersambut dengan strategi produsen yang bersaing menawarkan paket murah dalam bentuk kredit dan lain sebagainya, yang sifatnya mempermudah seseorang untuk memiliki kendaraan bermotor. Sifat konsumtif ini terkadang bisa mengalahkan akal sehat, dimana hal-hal krusial seperti fungsi dan dampak diabaikan. Sejak 2013, grafik penjualan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor di Indonesia selalu naik.

Faktor perilaku lain yang memperparah selain tingkat kepemilikan kendaraan bermotor yang semakin tinggi adalah belum sadarnya masyarakat Indonesia akan pentingnya perawatan kendaraan bermotor. Padahal, perawatan yang minim secara tidak langsung juga akan memberikan dampak pada kualitas udara

Semakin hari semakin memprihatinkan kualitas udara kita, banyak langkah-langkah teknis yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi ini, namun yang paling penting dan berpengaruh adalah kesadaran. Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, kesadaran bahwa manusia tinggal di bumi secara kolektif, kesadaran akan akibat dari setiap perilaku, akan mengantarkan pada perbaikan kualitas hidup masyarakat. Semoga bermanfaat.

POST REPLY